Minggu, 01 September 2019

Sejarah dan Perkembangan Teknologi Helikopter (Nasional & Internasional)

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI HELIKOPTER

Focke-Wulf Fw 61 (Word War Wings)
       Sejarah Pesawat

       Dunia penerbangan tak hanya didominasi oleh pesawat terbang. Ada juga moda transportasi lain yang digunakan seperti balon udara dan helikopter. Salah satu ciri khas dari helikopter adalah memiliki baling-baling untuk mempermudahnya terbang dan mendarat. Berbeda dengan moda transportasi udara lainnya, helikopter memiliki keunggulan bisa mendarat dan lepas landas secara vertikal.

     Helikopter adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap putar yang rotornya digerakkan oleh mesin. Helikopter merupakan pesawat udara yang mengangkat dan terdorong oleh satu atau lebih rotor (propeller) horizontal besar. Helikopter diklasifikasikan sebagai pesawat bersayap putar untuk membedakannya dari pesawat bersayap tetap biasa lainnya. Kata helikopter berasal dari bahasa Yunani helix (spiral) dan pteron (sayap). Helikopter yang dijalankan oleh mesin diciptakan oleh penemu Slowakia Jan Bahyl.

      Dibandingkan dengan pesawat bersayap tetap, helikopter lebih kompleks dan lebih mahal untuk dibeli dan dioperasikan, lumayan lambat, memiliki jarak jelajah dekat dan muatan yang terbatas. Sedangkan keuntungannya adalah gerakannya; helikopter mampu terbang di tempat, mundur, dan lepas landas dan mendarat secara vertikal. Terbatas dalam fasilitas penambahan bahan bakar dan beban/ketinggian, helikopter dapat terbang ke lokasi mana pun, dan darat di mana pun dengan lapangan sebesar rotor dan setengah diameter. Landasan helikopter disebut helipad.

     Sebenarnya, perjalanan helikopter menjadi bentuk yang dikenal pada saat ini memakan kurun waktu yang cukup panjang. Dalam perjalanannya, juga melibatkan perkembangan teknologi dan juga para penemu serta pengembang helikoter.

      Helikopter pertama yang menerbangkan manusia adalah Helikopter Breguet-Richet, tahun 1907. Heli ini terbang di Douai, Prancis pada 29 September 1907. Helikopter ini masih memperoleh bantuan dari empat orang yang memegangi keempat kakinya. Upaya ini tidak memperoleh catatan baik sebagai helikopter pertama yang terbang bebas. Walaupun demikian, helikopter ini membuktikan keberhasilan teori terbang vertikal yang saat itu masih dianggap sebagai teori. Ini merupakan mesin pertama yang bisa terbang dengan sendirinya membawa seorang pilot secara vertikal sebagai akibat daya angkat sayap putarnya. Heli ini menggunakan mesin Antoinette berkekuatan 50 hp.

Helicopter Breguet-Richet (Prancis)
     Terbang heli sesungguhnya dilakukan oleh Paul Cornu menggunakan heli bermesin ganda Antoinette 24 hp di Lisieux, Prancis pada 13 November 1907. Penerbangan berlangsung 20 detik hingga ketinggian 0,3 Meter. Sedangkan Helikopter berjenis Gyroplane pertama diraih oleh C4 Autogiro buatan Juan de la Cierva. Autogiro terbang pertama pada 9 Januari 1923. Rahasia sukses pada pengadopsian sistem flapping hinges joint the blades to the rotor head. Sementara helikopter yang sukses terbang pertama dilakukan oleh jenis Fock Wulf FW-61 berotor ganda yang didesain oleh Professor Heinrich Focke pada tahun 1933-1934. Helikopter ini melakukan terbang perdananya pada 26 Juni 1936 dan ditenagai oleh mesin Siemens-Halske Sh 14A bertenaga 160 hp. Heli ini diterbangkan oleh Ewald Rohlfs. Heli ini mencatat rekor terbang sejauh 122,35 km dan lama terbang satu jam 20 menit 49 detik. Pada waktu lain ia terbang hingga ketinggian 3427 meter dan rekor kecepatan 122 km/jam.

       Sejarah awal perkembangan helikopter sudah ada sejak 1900-an. Berbagai upaya dilakukan untuk bisa menerbangkan benda dengan konsep menggunakan baling-baling. Namun, percobaan ini kerap kali gagal. Setelah perjalanan percobaan terbang, helikopter berhasil terbang pada 26 Juni 1936. Helikopter tersebut bernama Focke-Wulf Fw 61 yang berhasil mengudara. Dilansir dari Britannica, helikopter tersebut diterbangkan pilot bernama Ewald Rohlfs. Dia berhasil memacu helikopter tersebut dengan ketinggian 2.499 meter selama kurang lebih 1 jam 20 menit di udara. Helikopter tersebut mampu terbang dengan kecepatan hingga 109 kilometer per jam. Selama uji coba, Focke-Wulf Fw 61 mampu berkeliling Jerman sejauh ratusan kilometer. Pencapaian ini menjadikannya sebagai helikopter pertama yang berhasil terbang. 

       Desain pesawat

Focke-Wulf Fw 61 (Helis)

      Focke-Wulf Fw 61(Helis) Helikopter Focke-Wulf Fw 61 dikembangkan oleh salah seorang pionir penerbangan asal Jerman, Profesor Henrich Focke. Dia mulai mengembangkan desain helikopter dengan mesin yang memungkinkan terbang secara vertikal.

     Tak lama setelah pengembangan awal, dia mendapatkan pesanan untuk membuat prototipe awal yang dikenal dengan Fw 61. Bentuk dari helikopter ini seperti pesawat pada umumnya. Helikopter ini hanya bisa dikemudikan oleh satu orang pilot, dengan panjang sekitar 7,3 meter dan lebar 2,65 meter. Selain itu, helikopter menggunakan mesin Bramo Sh14A 7 yang mampu menghasilkan hingga 160 tenaga kuda. Kecepatan maksimum helikopter mencapai 112 kilometer per jam dengan daya jelajah hingga 230 kilometer.

      Hanya ada dua pesawat yang berhasil diproduksi, dan prototipe pertama berhasil terbang pada 26 Juni 1936 dengan Ewald Rohlfs sebagai pilotnya. Helikopter kedua terbang pada 10 Mei 1937 dengan teknologi yang lebih baik lagi. Pada tahapan ini helikopter berhasil mendarat dalam posisi mesin dimatikan dari udara. Demontrasi yang dilakukan oleh helikopter ini bertujuan untuk menyambut kedatangan penerbang Charles A Lindbergh selama kunjungannya di Jerman.

     Setahun setelah itu, helikopter jenis ini mulai didemonstrasikan ke berbagai kota di Jerman. Catatan rekor mulai didapatkan dari helikopter ini, mulai ketinggian, kecepatan dan ketahanan dalam penerbangan. Pilot yang berhasil mencatatkan namanya dalam rekor tersebut adalah Hanna Reitsch. Dia juga menjadi pilot helikopter perempuan pertama dunia yang berhasil terbang. Helikopter tersebut mampu terbang dengan ketinggian 3.427 meter. Keberhasilan ini juga dijadikan sebagai upaya propaganda Nazi dalam dunia penerbangan ketika Perang Dunia II. Namun dalam peperangan, tak satu pun helikopter jenis ini terbang untuk upaya perang. Replika helikopter ini dipajang di Hubschraubermuseum di Buckeburg, Jerman. 


       Perkembangan Helikopter di Indonesia

Yum Soemarsono - Penemu Helikopter asal Indonesia


Yum Soemarsono

Lahir: 
10 Desember 1916, Soko, Purworejo, 
Jawa tengah, Indonesia

Meninggal: 
5 Maret 1999 Bandung, Indonesia
Dikenal: Penemu helikopter

Rancangan: 

- Rotor Stabilizer
- RI-H (1948)
- YSH (1950)
- Seomarcopter(1954)
- Kepik (1964)


Pendidikan kedirgantaraa:n
- California, AS
- Kursus desain helikopter 
- Stanford University

Pekerjaan:
- Tentara angkatan udara Indonesia
- Pilot helikopter pribadi Presiden Soekarno (1963),
- Pilot penyemprot hama tebu dan kelapa (1965 - 1972)

     Letkol (pur) Yum Soemarsono (10 Desember 1916, Soko, Purworejo, Indonesia - 5 Maret 1999 Bandung, Indonesia) adalah seorang ilmuwan, tentara angkatan udara dan penerbang asal Indonesia yang dikenal sebagai bapak helikopter Indonesia. Berbeda dengan penemu dan pengembang helikopter lainnya, dia mengembangkan helikopter sendiri berdasarkan pengalaman dan intuisi serta keterampilannya yang tidak diperoleh dari pendidikan tinggi.

     Yum Soemarsono lahir di Soko, Purworejo pada tanggal 10 April 1916. Beliau adalah anak desa yang mulai tertarik dengan pesawat terbang ketika sering melihat pesawat terbang lalu-lalang di Lapangan Terbang Tidar, Magelang. Walaupun dikenal sebagai perancang helikopter tapi beliau tidak banyak mengenyam pendidikan tinggi, beliau menekuni dunia helikopter secara mandiri. Helikopter rancangannya pada saat itu tidak memiliki bentuk seperti helikopter yang dilihat sekarang, namun memiliki dan menerapkan prinsip kerja helikopter.

    Pengetahuan tentang teknologi, Soemarsono dapatkan dari lembaran stensilan karangan seorang ilmuwan Belanda, Ir. Oyen, tahun 1940 tentang aerodinamika dan sebuah gambar dari majalah Popular Science bekas pada tahun 1939.

RI-H
   Dengan pengetahuan aerodinamika seadanya, Ia dan teman-temannya berhasil merancang helikopter pertama yang diberi nama RI-H pada tahun 1948. Namun helikopter ini tidak sempat diterbangkannya karena lokasi pembuatannya di Gunung Lawu dibom Belanda pada saat Revolusi Kemerdekaan Indonesia tanggal 19 Desember 1948.

YSH
     Pada tahun 1950, Yum Soemarsono, Soeharto dan Hatmidji berhasil merancang Helikopter kedua yang di beri kode YSH, yang merupakan singkatan dari ketiganya yakni, Yum Soeharto Hatmidji. Helikopter ini berhasil melayang setinggi 10 cm di lapangan Terbang Sekip Yogyakarta. Namun sayangnya YSH mengalami kerusakan akibat jatuh dari truk saat diangkut ke Lapangan Kalijati, Yogyakarta.

      Berkat prestasinya tersebut, pada tahun 1951 Beliau diberi beasiswa dari Hiller untuk belajar terbang di California, AS. Selain belajar menerbangkan helikopter, Beliau juga mengambil kursus desain helikopter di Stanford University. Di sini Beliau juga menunjukkan kepiawaian perhitungan desain rotor blade-nya, yang cuma berbeda satu inci dari rotor blade rancangan Wayne Wiesner, kepala biro desain Pabrik Hiller.

Seomarcopter


      Helikopter ketiganya ia rancang pada tahun 1954 dengan nama Seomarcopter. Helikopter ini berhasil terbang di ketinggian 3 meter sejauh 50 meter dengan mesin berdaya 60 pk. Penerbangan Helikopter ini disaksikan dan diawaki oleh Leonard Parish seorang Instruktur perusahaan Hiller Helicopter, Amerika Serikat. Pada tanggal 10 April 1954, Soermarkopter berhasil terangkat dari permukaan tanah setinggi 1 kaki. Pada tahun 1955 Beliau kembali ke tanah air dengan mengantongi lisensi rating penerbang helikopter hiller, bell, sikorsky, dan Mi-4.

Kepik
     Pada bulan Maret 1964 Beliau mengalami kecelakaan saat menguji coba helikopternya yang ke-empat yang diberi nama Kepik. Kecelakaan ini menyebabkan beliau kehilangan tangan kirinya dan sekaligus menewaskan asistennya, Dali. Nama kepik sendiri adalah nama pemberian Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno.

      Kehilangan tangan kirinya membuatnya menemukan suatu alat yang dinamakan throttle collective device untuk mengganti tangan kirinya yang putus, sehingga penerbang cacat masih mampu menerbangkan helikopter. Alat ini digunakan untuk mengangkat dan memutar collective, salah satu kemudi yang terletak pada sisi kiri penerbang. Semula hanya didesain untuk helikopter jenis Hiller, namun kemudian dikembangkannya untuk dipakai pada helikopter Bell 47G dan Bell 47J2A, hadiah dari Solichin GP.



      Meski alat ini kemudian diminati oleh pabrik helikopter Bell di Amerika Serikat, tidak ada kejelasan selanjutnya mengenai pengembangan alat ini dan sekaligus juga hak patennya. Pada bulan Juni 1990 Beliau diundang ke Paris untuk mendemonstrasikan throttle collective device, lengan buatannya itu untuk menerbangkan helikopter BELL 47-G.

       Pada tahun 1963 Soemarsono sempat menjadi pilot helikopter pribadi Presiden Soekarno. Dari tahun 1965 sampai tahun 1972 beliau bekerja sebagai pilot penyemprot hama tebu dan kelapa. Ketika berhasil memperbaiki dan menerbangkan kembali helikopter Bell 47-J-2A yang kemudian diberi nama Si wallet, nama Yum Soemarsono kembali dikenal publik.

        Yum Soemarsono meninggal dunia pada tanggal 5 Maret 1999 di Bandung. Yum Soemarsono, Nurtanio Pringgoadisuryo, Wiweko Soepono dan R.J Salatun, adalah perintis kedirgantaraan di Indonesia. Bila Nurtanio melakukan upaya merintis dalam bidang pesawat bersayap tetap, maka Yum Soemarsono adalah perintis dibidang helikopter.


Video :



Mind Map :


Kelompok 3
Admin : Fathur Alhadian


(KELOMPOK 3)
  • Akbar Mulyadi Rusmana
  • Fathur Alhadian
  • Laurent Chusnein
  • Riska Nabila
  • Riska Nur Asiyah
  • Sheva Septian Wijaya


Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar