Rabu, 04 September 2019

Sejarah dan Perkembangan Teknologi Transportasi Darat (Nasional & Internasional)

TRANSPORTASI DARAT


1. Perkembangan Transportasi Darat di Dunia

a) Mobil
Mobil Pertama di Dunia
    1) Nicolas-Joseph Cugnot dengan sukses mendemonstrasikan kendaraan roda tiga pada tahun 1769. Kendaraan pertama menggunakan tenaga mesin uap, mungkin peningkatan mesin uap yang paling dikenal, dikembangkan di Birmingham, Inggris oleh Lunar Society. Dan juga di Birmingham mobil tenaga bensin pertama kali dibuat di Britania pada tahun 1896 oleh Frederick William Lanchester yang juga mematenkan rem cakram. Pada tahun 1890-an, etanol digunakan sebagai sumber tenaga di Amerika Serikat.

   2) Penemuan Cugnot penggunaannya dilihat secara rendah di tempat asalnya Prancis, dan penemuan tersebut diteruskan ke Britania, di mana Richard Trevithick menjalankan gerobak-uap pada tahun 1801. Kendaraan tersebut dianggap aneh pada awalnya, namun penemuan dalam dekade setelahnya, seperti rem tangan, transmisi multi-kecepatan, dan peningkatan kecepatan dan setir, membuatnya sukses.

Sekarang ini, Amerika memiliki mobil lebih banyak dari negara lainnya. Jepang memimpin dalam pembuatan mobil, tetapi penduduk Jepang tidak mampu membiayai semua keperluan mobil, seperti tempat parkir yang terbatas lahannya, harga bahan bakar yang mahal, dan masyarakat yang memilih kendaraan umum.

    3) Mobil pertama mesin pembakaran dalam yang menggunakan bensin dibuat hampir bersamaan pada 1886 oleh penemu Jerman yang bekerja secara terpisah. Karl Benz pada 3 Juli 1886 di Mannheim, dan Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach di Stuttgart.

    4) Pada 5 November 1895, George B. Selden diberikan paten AS untuk mesin mobil dua tak. Paten ini memberi dampak negatif pada perkembangan industri mobil di AS. Penerobosan spektakuler dilakukan oleh Berta Benz pada 1888. Mesin-uap, listrik, dan bensin bersaing untuk beberapa dekade, dengan mesin bensin pembakaran dalam meraih dominasi pada 1910-an.

    5) Produksi skala besar pembuatan mobil harga terjangkau dilakukan oleh Oldsmobile pada 1902, dan kemudian dikembangkan besar-besaran oleh Henry Ford pada 1910-an. Dalam periode dari 1900 ke pertengahan 1920-an perkembangan teknologi otomotif sangat cepat, disebabkan oleh jumlah besar (ratusan) pembuat mobil kecil yang semuanya bersaing untuk meraih perhatian dunia.

   6) Pada tahun 1930-an, kebanyakan teknologi dalam permobilan sudah diciptakan, walaupun sering diciptakan kembali di kemudian hari dan diberikan kredit ke orang lain.

  7) Setelah 1930, jumlah produsen mobil berkurang drastis berpasan dengan industri saling bergabung. Sejak 1960, jumlah produsen hampir tetap, dan inovasi berkurang. Dalam banyak hal, teknologi baru hanya perbaikan dari teknologi sebelumnya.



b) Sepeda Motor
Sepeda Motor Pertama di Dunia
       Sepeda motor merupakan pengembangan dari sepeda konvensional yang lebih dahulu ditemukan.

1) Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach dari Jerman. Kedua penemu tersebut bertemu ketika bekerja bersama di perusahaan produsen mesin stasioner terbesar pada tahun 1872. Pemiliknya bernama Nikolaus Otto berhasil membuat mesin empat tak dan penemuan tersebut dipatenkan pada tahun 1877. Walaupun mesin empat tak tersebut masih terlalu sederhana dan kurang efisien, tetapi mesin tersebut diharapkan dapat menggantikan mesin uap.


2) Pada tahun 1880, Daimler dan Maybach dipecat dari perusahaan tersebut dan keduanya mendirikan sebuah bengkel di Suttgart. Pada tahun 1885, keduanya menciptakan karburator untuk mencampur bensin dan udara sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin empat tak. Mereka mengembangkan mesin empat tak tersebut menjadi silinder 100 cc dan meletakkan mesin tersebut pada sebuah sepeda kayu. Sepeda kayu bermesin tersebut disebut sebagai Reitwagen ("riding car") dan menjadi sepeda motor pertama di dunia.


c) Sepeda

      Sejarah awal sepeda sepertinya masih sedikit membingungkan. Beberapa artikel merujuk pada sebuah sketsa sepeda yg diakui buatan Gian Giacomo Caprotti, seorang murid Leonardo Da Vinci pada sekitar tahun 1490an. Namun, keotentikan sketsa ini masih diragukan hingga saat ini, sketsa yang diakui sebagai sketsa buatan Gian Giacomo Caprotti murid dari Leonardo Da Vinci sebagai sketsa rancangan awal sepeda masih diteliti oleh para ilmuwan dari pihak sejarah dan kebudayaan Italia di Eropa

     Masih ada beberapa pengakuan lain tentang asal usul sepeda namun sepertinya sampai saat ini, fakta kemunculan sepeda yg cukup diakui adalah pada tahun :


1. 1817: Draisienne

       Seorang Jerman bernama Baron Karl von Drais menciptakan Laufmaschine (mesin berlari), yangg kemudian dikenal dengan nama Draisienne. Struktur Draisienne hampir seluruhnya terbuat dari kayu, memiliki setang kemudi, namun tidak memiliki pedal untuk dikayuh. Pola pergerakan Draisienne sama seperti saat menggunakan otopet ataupun skateboard, yaitu menggunakan kaki yang mengayuh bukan ke pedal, tapi langsung ke tanah. Von Drais mematenkan ciptaannya pada tahun 1818, dan kemudian lebih dikenal lagi dengan nama Velocipede.


2. 1860-1865: Bone-Shaker

       Pertama kali sistem Pedal dan Crank diaplikasikan pada sepeda, persisnya pada roda depan. Siapa yang menciptakan sistem ini masih menjadi pertanyaan, karena ada beberapa pihak yang mengajukan klaim atas ide tersebut. Yang jelas, menempatkan pedal pada roda depan terbukti bukan ide yang sempurna, karena akan membuat pengendara sulit mengemudi karena goncangan pada roda akibat kayuhan. Rangka kayu kemudian digantikan oleh besi. Namun dengan desain yang rigid, rangka & roda besi, serta kondisi jalanan yang berbatu pada masa itu membuat sepeda ini dikenal dengan nama Bone-Shaker.


3. 1870: High-Wheeler

       James Starley, seorang berkebangsaan Perancis menciptakan sepeda pertama yg menggunakan roda depan yg sangat besar, yang dikenal dengan nama Penny-Farthing. Sepeda ini memiliki sistem kayuhan dengan pedal yang tersambung pada roda depan dan tidak memungkinkan bagi pengendaranya untuk berhenti mengayuh. Apabila pengendara sepeda ini berhenti mengayuh, otomatis sepeda juga akan berhenti berjalan.

       Penny-Farthing sebenarnya adalah pengembangan lebih lanjut dari Bone-Shaker. Roda depan yang besar membuat pengendara dapat berjalan lebih jauh untuk setiap rotasinya, dan juga resiko yang besar apabila berhenti mendadak ataupun meluncur pada turunan, karena posisi pengendara sepeda yang berada sangat tinggi dan posisi kaki pengendara yang tersangkut dibawah stang kemudi membuat banyaknya kejadian jatuhnya pengendara sepeda High-Wheeler dengan kepala mendarat terlebih dahulu dibanding badan. Sepeda ini sangat populer pada tahun 1880an, dan merupakan sepeda pertama yg mendapat sebutan Bicycle (dua roda).


4. 1874 : Safety Bike


        Sepeda pertama yg menggunakan rantai pada roda belakang diciptakan oleh H.J. Lawson. Disebut juga sebagai Safety Bike atau sepeda yang aman karena pada sepeda ini, kaki pengendara sepeda dapat menyentuh permukaan tanah sehingga lebih memudahkan pengendara sepeda untuk berhenti dan turun dari sepeda. Berbeda dengan jenis sepeda sebelumnya, pada Safety Bike ini pengendara sepeda menggerakkan roda belakang sepeda dengan sistem kayuh yang mana menjauhkan kaki pengendara sepeda dari roda depan sepeda sehingga akan lebih aman bagi pengedara sepeda.


5. 1878: Portable Bicycle

       W.H.J. Grout mematenkan High Wheeler versi portable yang bisa dilipat dan membuat pengendaranya dapat membawa sepeda ini bepergian. Roda depan yang begitu besar dirancang sedemikian rupa agar dapat dibongkar-pasang menjadi 4 bagian agar dapat muat kedalam tas yang berfungsi sebagai pengangkut sepeda. Beberapa pihak ada yg menyatakan bahwa inilah sepeda lipat yang pertama di dunia. Namun sesungguhnya sistem yg diperkenalkan Grout adalah bongkar-pasang (disassemble-able).


6. 1885: Safety Bicycle

       Kemp Starley memperkenalkan Rover, sebuah Safety Bicycle Rover hasil karya Starley ini dianggap sangat inovatif dilihat dari desain dan mekanisme penggerak sepeda. Sepeda Rover buatan Starley ini sudah menggunakan roda depan dan belakang yang memiliki ukuran yang sama, berbeda dengan sepeda sepeda sebelumnya yang memiliki ukuran roda depan lebih besar dibanding roda belakang.desain sepeda dengan ukuran ban yang sama ini memudahkan para pengguna sepeda dalam penggunaannya karena lebih stabil dibanding sepeda dengan ukuran ban depan yang lebih besar dibanding ban belakang.selain itu Model safety bike .


7. 1893: Folding
     Seorang Amerika bernama Michael B. Ryan akhirnya mematenkan sepeda lipat yg sesungguhnya. Berbeda dengan Portable Bike, sepeda lipat hasil rancangan Ryan ini memiliki mekanisme pelipatan seutuhnya tidak seperti Portable Bike yang lebih cenderung kedalam sistem bongkar pasang dibandingkan sistem pelipatan.


8. 1896: Recumbent

       Recumbent Bicycle ditemukan pertama kali oleh seorang berkebangsaan Perancis bernama Charles Mochet, anaknya yang bernama George Mochet dan seorang pesepeda bernama Francis Faure. Model Recumbent adalah tipe sepeda dimana pengendara dapat duduk bersandar atau bahkan dengan posisi rebahan. Umumnya sepeda Recumbent memiliki roda depan yang lebih kecil dibandingkan dengan roda belakang.


9. 1900-1950: Lowrider/cruiser Bike

      Seorang produsen sepeda bernama Schwinn di Chicago, mengeluarkan produk terbaru yaitu Schwinn Stingray. Stingray dibuat menyerupai Dragster, salah satu tren motor yang sangat terkenal pada masanya. Stingray telah membuat sepeda lebih menyenangkan dari sekedar alat transportasi.

        Sepeda kembali diminati sbg alat rekreasi & juga alat olahraga,di samping fungsi transportasi. Di era inilah sepeda jenis BMX (Bicycle MotorCross) hadir dimuka bumi California, AS. Dan diawal tahun 1960 jg menjadi awal pengembangan sepeda jenis Lowrider yg dpt dibedakan dari bentuk sadel yang umumnya panjang & sedikit meliuk, stang yg tinggi & panjang, rangka chrom yang curvy, serta berbagai macam aksesoris lainnya. BMX atau singkatan bicycle moto-cross. Pertama kali muncul pada awal tahun 1970-an ketika anak-anak di daerah California selatan ini memulai membalap sepeda mereka di lintasan tanah, terinspirasi dari bintang motocros pada saat itu.

      Ukuran dan ketersediaan model design oleh Schwin yang dinamai Schwin Sting Ray membuatnya dijadikan pilihan sepeda yang sesuai, hanya karena didesain mudah untuk dipakai dan keseuaian penampilan dan kemampuan sebagai Sepeda BMX.


1977: Mountain bike

       Sepeda gunung atau (All Terrain Bike/ATB) adalah sepeda yang digunakan dalam medan yang berat. Pertama kali diperkenalan di tahun 1970, oleh pemakai sepeda di perbukitan San Fransisco. Sejak saat itu dunia mengenal sepeda gunung ini. Ciri-cirinya adalah ringan, bentuk kerangka yang terbuat dari baja, aluminium dan yang terbaru menggunakan bahan komposit serat karbon (Carbon Fiber Reinforced Plastic) dan menggunakan shock breaker-peredam kejut. Sedangkan ban yang dipakai adalah yang memiliki kemampuan untuk mencengkeram tanah dengan kuat. Sepeda gunung memiliki 18-27 gear pindah yang berguna untuk mengatur kecepatan dan kenyamanan dalam mengayuh pedalnya. Sepeda gunung dengan 27 gear berarti memiliki crankset depan dengan 3 piringan dan cassette sprocket dengan 9 piringan. Sehingga 3 x 9 = 27 tingkat kecepatan yang berbeda.



d) Kereta Api


       Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur.

       Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.

      Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik oleh Thomas Davenport. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa.


2. Perkembangan Transportasi Darat di Indonesia

1) Pembangunan Jalan Raya


       Perkembangan transportasi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perubahan-perubahan besar dalam teknologi transportasi dunia. Pengaruh teknologi dalam bidang transportasi di Indonesia di bawa oleh pemerintah kolonial Belanda dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses pengawasan terhadap daerah-daerah yang jauh dari pusat kegiatan pemerintahan.

       Penemuan-penemuan sarana transportasi dikembangkan di Barat, dalam perkembangannya mulai diperkenalkan dan di bawa ke wilayah-wilayah koloni oleh kaum penjajah. Seperti pembangunan jalan raya yang telah dirintis sejak zaman Gubernur Jenderal Daendels ketika berkuasa di Indonesia. Daendels membangun jalan raya pos sepanjang 1.000 km dari Anyer (Banten sampai Panarukan (Jawa Timur).

     Penemuan mobil oleh Gottlieb Daimier pada tahun 1887 merupakan temuan teknologi transportasi darat yang telah mengubah sejarah transportasi dunia. Di Indonesia, mobil pada awalnya dibawa masuk oleh orang-orang Eropa pada awal abad ke-20. Kepemilikan pun lebih banyak dikuasai oleh orang-orang kaya Eropa dan terbatas di kalangan orang pribumi.

   Pembangunan jalan raya dilakukan untuk membuka daerah-daerah yang terisolasi untuk menghubungkan pusat-pusat industri yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Jalan raya yang dibangun pemerintah sampai tahun 1988 mencapai sepanjang 42.982 km. Selama tahun 1940-an difokuskan membangun jalan raya di daerah-daerah pusat produksi dan jalan raya yang menghubungkan daerah-daerah tempat pemasaran hasil industri.

    Pada tahun 1993/1994 di Irian Jaya dibangun jalan raya sepanjang 152 km, dari Sulawesi sepanjang 46 km, di Kalimantan sepanjang 248 km, dan di Maluku sepanjang 23 km. Selain pembangunan jalan raya, juga dibangun jembatan-jembatan, seperti jembatan Membrano di Irian Jaya dan jembatan Barito di Kalimantan. Selain pembangunan jalan raya, masalah transportasi darat yang tidak kalah pentingnya adalah perkembangan perkeretaapian.


2) Pembangunan Jalur Kereta Api


       Jalur kereta api pertama di Indonesia dibangun pada masa Gubernur Jenderal Mr. L.A.J. Baron Sloet van den Beele. Jalur tersebut menghubungkan desa Kemijen dengan desa Tanggung (Semarang, Jawa Tengah) sepanjang 25 km yang dibangun pada tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan jalur kereta api ini merupakan prakarsa dari perusahaan kereta api Hindia Belanda, Naamlooze Venootschaap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P. de Bardes. Sarana transportasi ini telah berkembang sejak masa kolonial Belanda, yaitu dengan dibangunnya jaringan kereta api di beberapa daerah di Indonesia.

         Pembangunan jalur kereta api juga dibangun di luar Pulau Jawa, yaitu sebagai berikut :

  a. Di Sulawesi, pada tahun 1992 dibangun jalur kereta api sepanjang 47 kilometer yang menghubungkan Makassar dengan Takalar yang mulai dioperasikan pada tanggal 1 Juli 1923.

    b. Di Sumatra, pembangunan jalur kereta api dilakukan di Sumatra Selatan tahun 1914, Sumatra Barat tahun 1891, Sumatra Utara tahun 1886 dan Aceh tahun 1874.

    c. Pembangunan jalur kereta api pada masa Pendudukan Jepang dilakukan antara Bayah-Cikara (Banten) sepanjang 83 kilometer, kemudian membangun jalur Muaro-Pekanbaru sepanjang 22 km. Pembangunan jalur kereta api ini menggunakan tenaga romusa (kerja paksa) yang banyak menelan korban jiwa.

       Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih perusahaan perkeretaapian dari pihak Jepang pada tanggal 28 September 1945. Peristiwa tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Pada peristiwa tersebut ditandai dengan pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKRI).

       Nama perusahaan kereta api Indonesia telah berubah berkali-kali, dari Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA tanggal 25 Mei 1963), Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA, tanggal 15 September 1971), Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka, tanggal 2 Januari 1991), PT (Persero) Kereta Api Indonesia (PT KAI, tanggal 1 Juni 1999). Sarana transportasi darat ini paling banyak diminati karena relatif murah, cepat dan mudah dijangkau.



Mind Map :


Kelompok 1
Admin : Siti Sarah Nuraffifah


(Kelompok 1)
- Nadia Nur Amalia
- Naufal Ridhwan Pramaditya
- Rika Yuni Hertian
- Rexa Andika Himawan Putra
- Septian Bambang Pamungkas
- Siti Sarah Nuraffifah

Sejarah dan Perkembangan Teknologi Transportasi Laut (Nasional & Internasional)


XII-IPS 1 | SMAN 1 CICALENGKA | August 26, 2019


SEJARAH REVOLUSI TRANSPORTASI LAUT



Alat Transportasi Laut Pertama

      Alat transportasi laut pertama yaitu digunakan sejak zaman purba (Neolitikum) 10.000 tahun yang lalu, ketika nenek moyang kita menjelajah menyusuri sungai menggunakan rakit.


Yaitu : Kano

      Inilah nenek moyangnya kapal laut. Kapal laut generasi pertama ini masih sangat sederhana. Manusia purba biasa menggunakan kano atau rakit untuk menyeberangi sungai atau danau. Kano biasanya terbuat dari batang pohon. Setelah adanya perahu/kapal rakit pada zaman purba, terjadi lah sebuah revolusi yang menemukan tenaga angin, sehingga tercipta lah sebuah kapal layar yang digunakan dan berlayar nya menggunakan tenaga angin




Kapal layar

      adalah alat transportasi laut jenis kapal yang mempunyai layar. Kapal ini digerakkan dengan memanfaatkan tenaga angin. Layar ini berfungsi untuk menangkap tiupan angin pada kapal. Pada kapal layar tradisional, agar dapat berlayar sangat mengandalkan dorongan angin yang ditangkap oleh layar berbentuk segitiga. Bentuk dari layar ini bisa segitiga atau segiempat, namun pada perahu tradisional umumnya berbentuk segitiga. Layar ini mampu membentuk sandeq sampai berkecepatan 60 knot. Layar ini biasanya di pasang di berbagai macam-macam perahu. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal layar pada masa lampau umumnya adalah menggunakan kayu, bambu ataupun batang-batang papirus seperti yang digunakan bangsa mesir kuno, kemudian digunakan bahan bahan logam seperti besi/baja karena kebutuhan manusia akan kapal yang kuat.

       Kapal layar pada awalnya digerakkan oleh layar dan tenaga manusia sebagai pendayung sebelum menggunakan tenaga angin. Model kapal yang menggunakan pendayung sebagai tenaga geraknya dapat dilihat pada kapal Viking, kapal Mesir Kuno, kapal Romawi Kuno, kapal India Kuno sampai kapal Borobudur yang sudah menggunakan kapal layar. Namun seiring dengan waktu, maka digunakan kapal layar bercadik seperti yang dijumpai di Indonesia, kapal dengan menggunakan layar segitiga yang banyak digunakan oleh bangsa-bangsa di daerah Timur Tengah, kapal dengan menggunakan layar segiempat yang banyak digunakan oleh bangsa-bangsa Eropa menjelang masa abad penjelajahan dan kapal layar lipat yang banyak dijumpai di Jepang dan China.

      Sebelum ditemukannya mesin uap pada abad ke-19, kapal layar merupakan satu-satunya alat transportasi laut baik untuk kepentingan militer maupun untuk kepentingan sipil. Namun setelah saat itu, kapal layar mulai ditinggalkan seiring dengan adanya Revolusi Industri yang diprakarsai oleh negara Inggris melalui penemuan mesin uap oleh James Watt. Sejak Revolusi Industri, perkembangan mesin uap dan pengolahan besi/baja meningkat pesat. Hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah kapal bermesin dan sedikit demi sedikit penggunaan kapal layar mulai berkurang


Revolusi Industri 1.0


      Revolusi Industri yang pertama terjadi pada abad ke-18 ditandai dengan penemuan mesin uap yang digunakan untuk proses produksi barang. Saat itu, di Inggris, mesin uap digunakan sebagai alat tenun mekanis pertama yang dapat meningkatkan produktivitas industri tekstil. Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga manusia dan hewan akhirnya digantikan dengan mesin tersebut.

      Selain itu, mesin uap digunakan pada bidang transportasi. Transportasi internasional pada masa itu adalah transportasi laut yang masih menggunakan tenaga angin. Namun, angin tidak dapat sepenuhnya diandalkan karena bisa jadi angin bertiup dari arah yang berlawanan atau bahkan tidak ada angin sama sekali.

     Penggunaan tenaga angin pada alat transportasi pun mulai berkurang semenjak James Watt menemukan mesin uap yang jauh lebih efisien dan murah dibandingkan mesin uap sebelumnya pada 1776. Dengan mesin uap tersebut, kapal dapat berlayar selama 24 jam penuh jika mesin uap tetap didukung dengan kayu dan batu bara yang cukup.


Kapal Uap


      Kapal uap pertama dibangun bangsawan Prancis, Marquis de Jouffroy d'Abbans. Sebenarnya ada banyak perselisihan pendapat mengenai siapa sesungguhnya yang membuat kapal uap pertama karena Inggris, Prancis, dan Amerika sama-sama mengklaim mekanik dari negara merekalah yang pertama kali membuat kapal uap. Namun, sebagian besar dari mereka sepakat usaha serius pertama dalam pembuatan kapal uap dilakukan Marquis de Jouffroy. Awalnya De Jouffroy belajar di bidang filsafat dan sastra, tapi kemudian bergabung dalam militer Prancis dan di sanalah dia banyak mempelajari navigasi uap. Pada 1775 dia pergi ke Paris untuk mempelajari mesin uap yang diciptakan James Watt dan akhirnya membuat kapal eksperimen dengan menggunakan mesin uap yang berhasil berlayar di Sungai Doubs di Prancis pada 1776.


Kapal Komersial pertama


Kapal Komersial Pertama
      Robert Fulton yakni seorang insinyur Amerika dan penemu yang secara luas dipuji sebab menyebarkan kapal uap pertama yang sukses secara komersial. Fulton lahir 14 November 1765 dan meninggalal pada 24 Februari 1815).

       Kapal Clermont adalah sebuah kapal uap dengan bahan bakar batu bara yang pertama kali dipakai secara komersial di daerah Clermont, New York, Amerika Serikat mulai tahun 1807 sampai 1814. Pada tahun 1802, Kapal Charlotte Dundas menjadi kapal uap komersial pertama di dunia. Namun kapal tersebut hanya berlayar sebentar di Kanal Forth dan Clyde, Skotlandia, dan harus mengakhiri tugasnya karena dikhawatirkan dinding tepi kanal akan runtuh.

       Clermont, yang dirancang Robert Fulton (1765-1815)], menjadi kapal uap pertama yang sukses dan dapat melaksanakan tugasnya secara penuh. Setelah muncul revolusi Industri dan mesin diesel serta Nuklir. Beberapa penelitian memunculkan kapal bermesin yang berjalan mengambang di atas air seperti Hovercraft dan Ekranoplane. Serta kapal yang digunakan di dasar lautan yakni : kapal selam.


Kapal Selam

       Sejak abad pertengahan, para penemu atau ilmuwan di Eropa sudah mulai memikirkan bagaimana membuat kapal yang dapat menyelam dan timbul lagi dengan usahanya sendiri. Kapal tersebut nantinya akan digunakan untuk kepentingan peperangan maupun sekedar mengamati kehidupan di dalam laut.

         Pada tahun 1465 seorang penemu bernama Keyser dari Nuremberg, Jerman dilaporkan sudah mampu merancang sebuah perahu yang dapat menyelam dalam air. Lalu pada tahun 1578 seorang ahli matematika bernama William Bourne, merancang sebuah kapal yang dilapisi oleh kulit kedap air. Karena waktu itu belum dikenal adanya mesin, maka kapal ini bergerak menggunakan dayung serta dilengkapi dengan tangki-tangki yang dapat diisi air dan di kosongkan lagi agar kapal dapat mengapung. Namun sayangnya rancangan ini tidak diwujudkan secara nyata, melainkan hanya di tuangkan dalam buku Inventions of Devices.



        Pada tahun 1775, David Bushnell membuat sebuah kapal selam yang diberi nama Turtle (Penyu). Kapal selam ciptaannya berbentuk seperti telur, dan terbuat dari kayu. Kapal selam yang digerakkan menggunakan mesin uap mulai ditemukan oleh Robert Fulton pada tahun 1799. Kapal yang berukuran 7,4 m dan berbentuk seperti cerutu ini mampu menyelam selama 6 jam dan membawa empat orang awak di dalamnya.

            Pada tahun 1850, Wilhelm Bauer menghasilkan kapal selam bergelar Brandtaucher (Penyelam Api) dan tahun 1855 menghasilkan kapal selam Seateufel (Setan Laut) sepanjang 52 kaki untuk tentara laut imperial Rusia. Pada tahun 1886 diluncurkan sebuah kapal selam buatan Spanyol yang menggunakan dua motor elektrik 30 tenaga kuda. Selanjutnya, Perancis meluncurkan Gymnote (Belut) pada April 1887.

       Kapal Selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Jerman memiliki kapal selam yang populer dengan sebutan U-Boat yang merupakan ringkasan bagi Unterseeboot, mulai ditugaskan dalam Perang Dunia I sebagai sistem senjata yang mematikan bagi Angkatan Laut lawan terlebih-lebih pada Perang Dunia II. Sehingga terkenal dengan sebutan U-Class. Selain Jerman, negara yang populer menggunakan kapal selam sebagai kekuatan utama Angkatan Laut adalah Uni Soviet/Rusia


Kapal-kapal Masa Depan

       Kapal-kapal di masa depan semakin modern. Kapal modern yang akan banyak digunakan di masa depan yaitu kapal induk, kapal selam bertenaga nuklir, hovercraft, hydrofoil, dan jetfoil


Mind Map :




Kelompok 2
Admin : Ruslan Abdulatip


KELOMPOK 2
- Adinda Salza Nabila
- Dindin Kodar
- Qory Qur’ani
- Sandi Gunawan
- Raka Syakhisk Kurniawan
- Ruslan Abdulatip
- Theresa Shinta Ajie

Minggu, 01 September 2019

Sejarah dan Perkembangan Teknologi Balon Udara


"Sejarah dan Perkembangan
Teknologi Balon Udara"


       Balon udara pertama kali dibuat oleh orang Perancis yaitu Montgolfier bersaudara pada 1783. Balon udara melambung ke atas karena kekuatan udara di dalamnya yang menjadi lebih ringan di banding dengan udara di luar balon. Balon yang berisi udara panas tersebut dicoba diterbangkan oleh Jean Francois Pilatre Derozier bersama Marquis D’ Arlandes.

         Pada 1785 eksperimen lain juga dilakukan, tetapi dalam sekala yang lebih jauh dengan mencoba melintasi selat yaitu dari kota Dover di Inggris sampai ke kota Calais di Perancis. Orang yang melakukannya adalah Jean Pierre Blanchard bersama Dr. John Jeffries. Dalam perkembangannya, balon udara yang diterbangkan mulai dilengkapi dengan baling-baling pendorong yang digerakan dengan uap. Balon jenis ini telah dicoba terbang oleh seorang bernama Henri Giffardd pada 1852

       Sadar bahwa balon udara memungkin menjadi sebuah alat tranportasi, maka sistem balon udara terus disempurnakan, dalam ruang yang lebih besar, terakhir timbul ide menyempurnakan balon udara dalam bentuk maupun materialnya yaitu dengan kerangka yang kaku serta bentuk seperti cerutu. Pada 1900 Graf Ferdinandvonzeppelin menyempurnakan model tersebut.


        Dengan jenis balon udara ini mulailah dirintis bentuk mendekati kapal terbang seperti yang ada sekarang, dimana memungkinkan untuk mengangkut manusia. Jika balon udara model lama mengandalkan bagaimana mengatur tekanan udara yang ada di dalam balon dan daya dorong tiupan angin, maka pada balon udara Zepplin sudah dilengkapi dengan sirip pada ekor dan daya dorongnya tidak lagi tergantung pada tiupan angin.

      Balon udara pada 1930-an digunakan sebagai alat transportasi komersial, sayang malpetaka kebakaran menimpa pesawat raksaa Zepplin Hidenburg ketika memasuki dok di New Jersey pada akhir pelayarannya melintasi lautan atlantik pada 1937. Peristiwa naas tersebut juga mengakhiri penggunaan balon sebagai sarana penerbangan (angkutan) komersial. Meski begitu balon udara hingga saat ini masih digunakan sebagai pariwisata, atau hiburan di karnaval-karnaval mancanegara.



Video :


Mind Map :


Kelompok 3
Admin  :  Fathur Alhadian


(KELOMPOK 3)
  • Akbar Mulyadi Rusmana
  • Fathur Alhadian
  • Laurent Chusnein
  • Riska Nabila
  • Riska Nur Asiyah
  • Sheva Septian Wijaya


Sumber :

Sejarah dan Perkembangan Teknologi Helikopter (Nasional & Internasional)

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI HELIKOPTER

Focke-Wulf Fw 61 (Word War Wings)
       Sejarah Pesawat

       Dunia penerbangan tak hanya didominasi oleh pesawat terbang. Ada juga moda transportasi lain yang digunakan seperti balon udara dan helikopter. Salah satu ciri khas dari helikopter adalah memiliki baling-baling untuk mempermudahnya terbang dan mendarat. Berbeda dengan moda transportasi udara lainnya, helikopter memiliki keunggulan bisa mendarat dan lepas landas secara vertikal.

     Helikopter adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap putar yang rotornya digerakkan oleh mesin. Helikopter merupakan pesawat udara yang mengangkat dan terdorong oleh satu atau lebih rotor (propeller) horizontal besar. Helikopter diklasifikasikan sebagai pesawat bersayap putar untuk membedakannya dari pesawat bersayap tetap biasa lainnya. Kata helikopter berasal dari bahasa Yunani helix (spiral) dan pteron (sayap). Helikopter yang dijalankan oleh mesin diciptakan oleh penemu Slowakia Jan Bahyl.

      Dibandingkan dengan pesawat bersayap tetap, helikopter lebih kompleks dan lebih mahal untuk dibeli dan dioperasikan, lumayan lambat, memiliki jarak jelajah dekat dan muatan yang terbatas. Sedangkan keuntungannya adalah gerakannya; helikopter mampu terbang di tempat, mundur, dan lepas landas dan mendarat secara vertikal. Terbatas dalam fasilitas penambahan bahan bakar dan beban/ketinggian, helikopter dapat terbang ke lokasi mana pun, dan darat di mana pun dengan lapangan sebesar rotor dan setengah diameter. Landasan helikopter disebut helipad.

     Sebenarnya, perjalanan helikopter menjadi bentuk yang dikenal pada saat ini memakan kurun waktu yang cukup panjang. Dalam perjalanannya, juga melibatkan perkembangan teknologi dan juga para penemu serta pengembang helikoter.

      Helikopter pertama yang menerbangkan manusia adalah Helikopter Breguet-Richet, tahun 1907. Heli ini terbang di Douai, Prancis pada 29 September 1907. Helikopter ini masih memperoleh bantuan dari empat orang yang memegangi keempat kakinya. Upaya ini tidak memperoleh catatan baik sebagai helikopter pertama yang terbang bebas. Walaupun demikian, helikopter ini membuktikan keberhasilan teori terbang vertikal yang saat itu masih dianggap sebagai teori. Ini merupakan mesin pertama yang bisa terbang dengan sendirinya membawa seorang pilot secara vertikal sebagai akibat daya angkat sayap putarnya. Heli ini menggunakan mesin Antoinette berkekuatan 50 hp.

Helicopter Breguet-Richet (Prancis)
     Terbang heli sesungguhnya dilakukan oleh Paul Cornu menggunakan heli bermesin ganda Antoinette 24 hp di Lisieux, Prancis pada 13 November 1907. Penerbangan berlangsung 20 detik hingga ketinggian 0,3 Meter. Sedangkan Helikopter berjenis Gyroplane pertama diraih oleh C4 Autogiro buatan Juan de la Cierva. Autogiro terbang pertama pada 9 Januari 1923. Rahasia sukses pada pengadopsian sistem flapping hinges joint the blades to the rotor head. Sementara helikopter yang sukses terbang pertama dilakukan oleh jenis Fock Wulf FW-61 berotor ganda yang didesain oleh Professor Heinrich Focke pada tahun 1933-1934. Helikopter ini melakukan terbang perdananya pada 26 Juni 1936 dan ditenagai oleh mesin Siemens-Halske Sh 14A bertenaga 160 hp. Heli ini diterbangkan oleh Ewald Rohlfs. Heli ini mencatat rekor terbang sejauh 122,35 km dan lama terbang satu jam 20 menit 49 detik. Pada waktu lain ia terbang hingga ketinggian 3427 meter dan rekor kecepatan 122 km/jam.

       Sejarah awal perkembangan helikopter sudah ada sejak 1900-an. Berbagai upaya dilakukan untuk bisa menerbangkan benda dengan konsep menggunakan baling-baling. Namun, percobaan ini kerap kali gagal. Setelah perjalanan percobaan terbang, helikopter berhasil terbang pada 26 Juni 1936. Helikopter tersebut bernama Focke-Wulf Fw 61 yang berhasil mengudara. Dilansir dari Britannica, helikopter tersebut diterbangkan pilot bernama Ewald Rohlfs. Dia berhasil memacu helikopter tersebut dengan ketinggian 2.499 meter selama kurang lebih 1 jam 20 menit di udara. Helikopter tersebut mampu terbang dengan kecepatan hingga 109 kilometer per jam. Selama uji coba, Focke-Wulf Fw 61 mampu berkeliling Jerman sejauh ratusan kilometer. Pencapaian ini menjadikannya sebagai helikopter pertama yang berhasil terbang. 

       Desain pesawat

Focke-Wulf Fw 61 (Helis)

      Focke-Wulf Fw 61(Helis) Helikopter Focke-Wulf Fw 61 dikembangkan oleh salah seorang pionir penerbangan asal Jerman, Profesor Henrich Focke. Dia mulai mengembangkan desain helikopter dengan mesin yang memungkinkan terbang secara vertikal.

     Tak lama setelah pengembangan awal, dia mendapatkan pesanan untuk membuat prototipe awal yang dikenal dengan Fw 61. Bentuk dari helikopter ini seperti pesawat pada umumnya. Helikopter ini hanya bisa dikemudikan oleh satu orang pilot, dengan panjang sekitar 7,3 meter dan lebar 2,65 meter. Selain itu, helikopter menggunakan mesin Bramo Sh14A 7 yang mampu menghasilkan hingga 160 tenaga kuda. Kecepatan maksimum helikopter mencapai 112 kilometer per jam dengan daya jelajah hingga 230 kilometer.

      Hanya ada dua pesawat yang berhasil diproduksi, dan prototipe pertama berhasil terbang pada 26 Juni 1936 dengan Ewald Rohlfs sebagai pilotnya. Helikopter kedua terbang pada 10 Mei 1937 dengan teknologi yang lebih baik lagi. Pada tahapan ini helikopter berhasil mendarat dalam posisi mesin dimatikan dari udara. Demontrasi yang dilakukan oleh helikopter ini bertujuan untuk menyambut kedatangan penerbang Charles A Lindbergh selama kunjungannya di Jerman.

     Setahun setelah itu, helikopter jenis ini mulai didemonstrasikan ke berbagai kota di Jerman. Catatan rekor mulai didapatkan dari helikopter ini, mulai ketinggian, kecepatan dan ketahanan dalam penerbangan. Pilot yang berhasil mencatatkan namanya dalam rekor tersebut adalah Hanna Reitsch. Dia juga menjadi pilot helikopter perempuan pertama dunia yang berhasil terbang. Helikopter tersebut mampu terbang dengan ketinggian 3.427 meter. Keberhasilan ini juga dijadikan sebagai upaya propaganda Nazi dalam dunia penerbangan ketika Perang Dunia II. Namun dalam peperangan, tak satu pun helikopter jenis ini terbang untuk upaya perang. Replika helikopter ini dipajang di Hubschraubermuseum di Buckeburg, Jerman. 


       Perkembangan Helikopter di Indonesia

Yum Soemarsono - Penemu Helikopter asal Indonesia


Yum Soemarsono

Lahir: 
10 Desember 1916, Soko, Purworejo, 
Jawa tengah, Indonesia

Meninggal: 
5 Maret 1999 Bandung, Indonesia
Dikenal: Penemu helikopter

Rancangan: 

- Rotor Stabilizer
- RI-H (1948)
- YSH (1950)
- Seomarcopter(1954)
- Kepik (1964)


Pendidikan kedirgantaraa:n
- California, AS
- Kursus desain helikopter 
- Stanford University

Pekerjaan:
- Tentara angkatan udara Indonesia
- Pilot helikopter pribadi Presiden Soekarno (1963),
- Pilot penyemprot hama tebu dan kelapa (1965 - 1972)

     Letkol (pur) Yum Soemarsono (10 Desember 1916, Soko, Purworejo, Indonesia - 5 Maret 1999 Bandung, Indonesia) adalah seorang ilmuwan, tentara angkatan udara dan penerbang asal Indonesia yang dikenal sebagai bapak helikopter Indonesia. Berbeda dengan penemu dan pengembang helikopter lainnya, dia mengembangkan helikopter sendiri berdasarkan pengalaman dan intuisi serta keterampilannya yang tidak diperoleh dari pendidikan tinggi.

     Yum Soemarsono lahir di Soko, Purworejo pada tanggal 10 April 1916. Beliau adalah anak desa yang mulai tertarik dengan pesawat terbang ketika sering melihat pesawat terbang lalu-lalang di Lapangan Terbang Tidar, Magelang. Walaupun dikenal sebagai perancang helikopter tapi beliau tidak banyak mengenyam pendidikan tinggi, beliau menekuni dunia helikopter secara mandiri. Helikopter rancangannya pada saat itu tidak memiliki bentuk seperti helikopter yang dilihat sekarang, namun memiliki dan menerapkan prinsip kerja helikopter.

    Pengetahuan tentang teknologi, Soemarsono dapatkan dari lembaran stensilan karangan seorang ilmuwan Belanda, Ir. Oyen, tahun 1940 tentang aerodinamika dan sebuah gambar dari majalah Popular Science bekas pada tahun 1939.

RI-H
   Dengan pengetahuan aerodinamika seadanya, Ia dan teman-temannya berhasil merancang helikopter pertama yang diberi nama RI-H pada tahun 1948. Namun helikopter ini tidak sempat diterbangkannya karena lokasi pembuatannya di Gunung Lawu dibom Belanda pada saat Revolusi Kemerdekaan Indonesia tanggal 19 Desember 1948.

YSH
     Pada tahun 1950, Yum Soemarsono, Soeharto dan Hatmidji berhasil merancang Helikopter kedua yang di beri kode YSH, yang merupakan singkatan dari ketiganya yakni, Yum Soeharto Hatmidji. Helikopter ini berhasil melayang setinggi 10 cm di lapangan Terbang Sekip Yogyakarta. Namun sayangnya YSH mengalami kerusakan akibat jatuh dari truk saat diangkut ke Lapangan Kalijati, Yogyakarta.

      Berkat prestasinya tersebut, pada tahun 1951 Beliau diberi beasiswa dari Hiller untuk belajar terbang di California, AS. Selain belajar menerbangkan helikopter, Beliau juga mengambil kursus desain helikopter di Stanford University. Di sini Beliau juga menunjukkan kepiawaian perhitungan desain rotor blade-nya, yang cuma berbeda satu inci dari rotor blade rancangan Wayne Wiesner, kepala biro desain Pabrik Hiller.

Seomarcopter


      Helikopter ketiganya ia rancang pada tahun 1954 dengan nama Seomarcopter. Helikopter ini berhasil terbang di ketinggian 3 meter sejauh 50 meter dengan mesin berdaya 60 pk. Penerbangan Helikopter ini disaksikan dan diawaki oleh Leonard Parish seorang Instruktur perusahaan Hiller Helicopter, Amerika Serikat. Pada tanggal 10 April 1954, Soermarkopter berhasil terangkat dari permukaan tanah setinggi 1 kaki. Pada tahun 1955 Beliau kembali ke tanah air dengan mengantongi lisensi rating penerbang helikopter hiller, bell, sikorsky, dan Mi-4.

Kepik
     Pada bulan Maret 1964 Beliau mengalami kecelakaan saat menguji coba helikopternya yang ke-empat yang diberi nama Kepik. Kecelakaan ini menyebabkan beliau kehilangan tangan kirinya dan sekaligus menewaskan asistennya, Dali. Nama kepik sendiri adalah nama pemberian Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno.

      Kehilangan tangan kirinya membuatnya menemukan suatu alat yang dinamakan throttle collective device untuk mengganti tangan kirinya yang putus, sehingga penerbang cacat masih mampu menerbangkan helikopter. Alat ini digunakan untuk mengangkat dan memutar collective, salah satu kemudi yang terletak pada sisi kiri penerbang. Semula hanya didesain untuk helikopter jenis Hiller, namun kemudian dikembangkannya untuk dipakai pada helikopter Bell 47G dan Bell 47J2A, hadiah dari Solichin GP.



      Meski alat ini kemudian diminati oleh pabrik helikopter Bell di Amerika Serikat, tidak ada kejelasan selanjutnya mengenai pengembangan alat ini dan sekaligus juga hak patennya. Pada bulan Juni 1990 Beliau diundang ke Paris untuk mendemonstrasikan throttle collective device, lengan buatannya itu untuk menerbangkan helikopter BELL 47-G.

       Pada tahun 1963 Soemarsono sempat menjadi pilot helikopter pribadi Presiden Soekarno. Dari tahun 1965 sampai tahun 1972 beliau bekerja sebagai pilot penyemprot hama tebu dan kelapa. Ketika berhasil memperbaiki dan menerbangkan kembali helikopter Bell 47-J-2A yang kemudian diberi nama Si wallet, nama Yum Soemarsono kembali dikenal publik.

        Yum Soemarsono meninggal dunia pada tanggal 5 Maret 1999 di Bandung. Yum Soemarsono, Nurtanio Pringgoadisuryo, Wiweko Soepono dan R.J Salatun, adalah perintis kedirgantaraan di Indonesia. Bila Nurtanio melakukan upaya merintis dalam bidang pesawat bersayap tetap, maka Yum Soemarsono adalah perintis dibidang helikopter.


Video :



Mind Map :


Kelompok 3
Admin : Fathur Alhadian


(KELOMPOK 3)
  • Akbar Mulyadi Rusmana
  • Fathur Alhadian
  • Laurent Chusnein
  • Riska Nabila
  • Riska Nur Asiyah
  • Sheva Septian Wijaya


Sumber :


Revolusi Industri 4.0 (Nasional & Internasional)



REVOLUSI INDUSTRI 4.0




Apa itu Revolusi Industri 4.0?

       Revolusi industri secara simpel artinya adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. Sedangkan Industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif.

        Dapat disimpulkan bahwa revolusi industri 4.0 merupakan perubahan industri dalam bidang teknologi yang mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT).

Istilah Nama Revolusi Industri 4.0

        Istilah "Industrie 4.0" berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik. Istilah ini kemudian diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011. Pada Oktober 2012, Working Group on Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Anggota kelompok kerja Industri 4.0 diakui sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0.

Prinsip Revolusi Industri 4.0

        Revolusi industry 4.0 memiliki empat prinsip yang memungkinkan setiap perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan berbagai skenario industri 4.0, diantaranya adalah: 
  1. Interoperabilitas (kesesuaian); kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan manusia untuk terhubung dan saling berkomunikasi satu sama lain melalui media internet untuk segalanya (IoT) atau internet untuk khalayak (IoT). 
  2. Transparansi Informasi; kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan data sensor.
  3. Bantuan Teknis; pertama kemampuan sistem bantuan untuk membantu manusia mengumpulkan data dan membuat visualisasi agar dapat membuat keputusan yang bijak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk membantu manusia melakukan berbagai tugas yang berat, tidak menyenangkan, atau tidak aman bagi manusia.
  4. Keputusan Mandiri; kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat keputusan dan melakukan tugas semandiri mungkin.
Revolusi Industri 1.0

      Revolusi industri pertama adalah yang paling sering dibicarakan, yaitu proses yang dimulai dengan ditemukannya lalu digunakannya mesin uap dalam proses produksi barang. Penemuan ini dianggap sanggat penting, karena sebelum adanya mesin uap, kita hanya bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun.

       Pada tahun 1776James Watt berhasil merancang mesin uap yang jauh lebih efisien dan murah dibandingkan dengan mesin uap sebelumnya yang akhirnya dapta mengubah kegiatan industry di dunia.


Mesin uap rancangan James Watt

        Jadi, karena kini tenaga mesin tidak dibatasi oleh otot, angin, dan air terjun, terjadilah penghematan biaya dalam jumlah luar biasa di bidang produksi, transportasi, bahkan militer. Barang-barang yang diproduksi menjadi jauh lebih banyak, lebih murah, dan lebih mudah didapat. Uang yang semula dipakai untuk memproduksi dan membeli barang-barang mahal tersebut kini bisa dipakai untuk hal lain, sehingga barang-barang yang tak diproduksi menggunakan mesin uap pun menjadi jauh lebih laku. Revolusi industri ini juga mengubah masyarakat dunia, dari masyarakat agraris di mana mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani, menjadi masyarakat industri. Namun, terjadinya kelangkaan kebutuhan tenaga kerja. Yang semulanya semua dikerjakan oleh manusia secara manual kini tergantikan oleh mesin uap.

        Perubahan-perubahan ini amat penting sebab perubahan ini berarti menghilangkan keistimewaan para bangsawan. Berkat mesin uap, produksi kini bisa berlangsung di mana saja. Berkat mesin uap, produksi besar-besaran bukan cuma monopoli para tuan tanah yang memiliki lading atau sawah berhektar-hektar. Kini orang-orang kaya yang memiliki mesin-mesin uap bisa memproduksi barang padahal tanah mereka tak seberapa dibanding tanahnya para bangsawan ini. Kini orang-orang bisa memproduksi tanpa memiliki tanah pertanian. Kini orang-orang bisa menajadi kaya tanpa gelar bangsawan, karena sebelumnya cuma para bangsawan yang bisa memiliki faktor produksi (tanah) dalam jumlah besar. Dominasi kaum bangsawan yang berlangsung atas kaum non-bangsawan selama ribuan tahun terpatahkan sudah.

       Namun, ada pula dampak negatif revolusi industri ini, selain pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya yang sudah kalian pelajari di buku teks sekolah kalian, adalah penjajahan di seluruh dunia. Tanpa mesin uap, Imperialis Eropa takkan bisa menaklukkan Asia dan Afrika secepat dan semudah ini.

Revolusi Industri 2.0

      Revolusi industri kedua terjadi di awal abad ke-20. Saat itu, produksi memang sudah menggunakan mesin. Tenaga otot sudah digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga uap mulai digantikan dengan tenaga listrik. Namun, proses produksi di pabrik masih jauh dari proses produksi di pabrik modern dalam satu hal: transportasi. Pengangkutan produk di dalam pabrik masih berat, sehingga macam-macam barang besar, seperti mobil, harus diproduksi dengan cara dirakit di satu tempat yang sama.


Pabrik Ford Model T sebelum revolusi industri 2.0

        Di akhir 1800-an, mobil mulai diproduksi secara massal. Namun, di pabrik mobil, setiap mobil dirakit dari awal hingga akhir di titik yang sama. Semua komponen mobil harus dibawa ke si tukang-perakit. Seorang tukang-perakit memproses barang tersebut dari nol hingga produk jadi. Perhatikan foto di atas, yang merupakan foto sebuah pabrik mobil sebelum industri 2.0. Setiap mobil akan dirakit oleh seorang tukang yang “Generalis” yang memproses mobil tersebut dari awal hingga selesai, dari merakit ban, pintu, setir, lampu, dst., sampai lengkap.

         Namun, proses produksi ini memiliki kelemahan besar yakni perakitan dilakukan secara PARALEL. Artinya, untuk merakit banyak mobil, proses perakitan harus dilakukan oleh banyak tukang secara bersamaan. Artinya setiap tukang harus diajari banyak hal seperti memasang ban, memasang setir, dan sebagainya. Seandainya ada masalah dalam proses perakitan, mobil yang belum jadi harus “Digeser” dan si tukang harus meminta mobil baru sehingga proses produksi mobil bisa berjalan terus. Butuh waktu untuk memindahkan mobil bermasalah ini.

         Ketika perusahaan mobil Ford di Amerika Serikat meluncurkan mobil murah pertama di dunia, “Ford Model T” yang tersohor, mereka kebanjiran pesanan. Mereka tak bisa memenuhi target produksi mereka. Maklum, butuh waktu sekitar 12 jam 30 menit buat seorang tukang untuk merakit Ford Model T! Di tahun 1912, Ford cuma bisa memproduksi 68.773 mobil dalam setahun. Artinya, sistem “Satu perakit, satu mobil” tak bisa dipertahankan. Sistem produksi harus direvolusi.

        Revolusi terjadi dengan menciptakan “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. Proses produksi berubah total. Tidak ada lagi satu tukang yang menyelesaikan satu mobil dari awal hingga akhir, para tukang diorganisir untuk menjadi spesialis, cuma mengurus satu bagian saja, memasang ban misalnya. Produksi Ford Model T dipecah menjadi 45 pos, mobil-mobil tersebut kini dipindahkan ke setiap pos dengan conveyor belt, lalu dirakit secara SERIAL. Misalnya, setelah dipasang ban dan lampunya, barulah dipasang mesinnya seperti gambar di bawah. Semua ini dilakukan biasanya dengan bantuan alat-alat yang menggunakan tenaga listrik, yang jauh lebih mudah dan murah daripada tenaga uap.



Proses perakitan mobil Ford Model T dengan bantuan conveyor belt

        Penggunaan tenaga listrik, ban berjalan, dan lini produksi ini menurunkan waktu produksi secara drastis, kini sebuah Ford Model T bisa dirakit cuma dalam 95 menit! Akibatnya, produksi Ford Model T melonjak. Totalnya, hampir 15 juta Ford Model T diproduksi sejak 1908 sampai akhir masa produksinya di tahun 1927.

        Produksi mobil murah secara besar-besaran ini mengubah bukan cuma industri mobil Amerika, bukan cuma industri mobil dunia, tapi juga budaya seluruh dunia. Loh, kenapa bisa sampai begitu?

      Begini temen-temen produksi mobil murah secara massal seperti itu berarti membuat mobil menjadi barang terjangkau. Sejak Model T diproduksi massal, bukan cuma orang kaya yang membeli dan menggunakan mobil, kelas menengah bisa membelinya, bahkan kelas miskin bisa menyicilnya atau meminjamnya. Mendadak, ratusan ribu, bahkan jutaan orang jadi punya mobil. Mendadak, transportasi dari rumah ke tempat kerja jadi jauh lebih mudah, tidak tergantung jarak, tidak tergantung jadwal transportasi umum. Ini menyebabkan munculnya daerah yang disebut “Suburb” atau “Pinggiran” yaitu perumahan yang muncul di pinggir kota, bukannya di pusat kota. Mendadak, jutaan orang ini butuh garasi, tempat parkir, bengkel ganti oli, bengkel ganti ban, tukang cuci mobil, dan 1001 hal lain yang tidak terpikir sebelumnya.

       Itu baru mobil. Produksi menggunakan conveyor belt ini juga menurunkan waktu dan biaya produksi di banyak bidang lainnya. Artinya, bertambahnya waktu, menyebabkan berkurangnya kelangkaan waktu. Selain itu, conveyor belt juga digunakan untuk mengangkut barang tambang dari tambang ke kapal lalu dari kapal ke pabrik. Sekali lagi, menghemat waktu dan tenaga. Masih belum cukup, penggunaan conveyor belt dan lini produksi juga menghemat luas lahan yang diperlukan pabrik. Artinya, kelangkaan lahan perkotaan untuk produksi juga berhasil dikurangi.

        Revolusi industri kedua ini juga berdampak pada kondisi militer di Perang Dunia 2. Meski bisa dikatakan bahwa revolusi industri 2.0 sudah terjadi di Perang Dunia 1, di Perang Dunia 2-lah efeknya benar-benar terasa. Ribuan tank, pesawat, dan senjata-senjata tercipta dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dan ban berjalan. Ini semua terjadi karena adanya produksi massal (mass production). Perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri boleh dibilang jadi komplit.

Revolusi Industri 3.0

       Setelah revolusi industri kedua, manusia masih berperan amat penting dalam produksi barang-barang, seperti udah disebutkan sebelumnya, ini adalah era industri!

       Revolusi industri ketiga mengubahnya. Setelah revolusi ini, abad industri pelan-pelan berakhir, abad informasi dimulai. Kalau revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi ketiga dipicu oleh mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: komputer dan robot.

       Komputer semula adalah barang mewah. Salah satu komputer pertama yang dikembangkan di era Perang Dunia 2 sebagai mesin untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman, yaitu komputer yang bisa diprogram pertama yang bernama Colossu. Colossu adalah mesin raksasa sebesar sebuah ruang tidur. Tidak memiliki RAM, dan tidak bisa menerima perintah dari manusia melalui keyboard, apalagi touchscreen, tapi melalui pita kertas. Komputer purba ini juga membutuhkan listrik luar biasa besar yakni 8500 watt! Namun kemampuannya tidak seperti sepersejutanya smartphone yang ada di kantong kebanyakan orang Indonesia saat ini.



Komputer Colossus, yang menjadi pijakan awal revolusi industri 3.0.

      Namun, kemajuan teknologi komputer berkembang luar biasa cepat setelah perang dunia kedua selesai. Penemuan semi konduktor, disusul transistor, lalu integrated chip (IC) membuat ukuran komputer semakin kecil, listrik yang dibutuhkan semakin sedikit, sementara kemampuan berhitungnya terbang ke langit.

      Mengecilnya ukuran komputer menjadi penting, sebab kini komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi. Kini, komputer menggantikan banyak manusia sebagai operator dan pengendali lini produksi, sama seperti operator telepon di perusahaan telepon diganti oleh relay sehingga kita tinggal menelpon nomor telepon untuk menghubungi teman kita. Proses ini disebut “Otomatisasi” semuanya jadi otomatis, tidak memerlukan manusia lagi. Artinya, sekali lagi terjadi penurunan kelangkaan sumber daya manusia, terbebasnya ribuan tenaga kerja untuk pekerjaan – pekerjaan lain. 

      Seiring dengan kemajuan komputer, kemajuan mesin-mesin yang bisa dikendalikan komputer tersebut juga meningkat. Macam-macam mesin diciptakan dengan bentuk dan fungsi yang menyerupai bentuk dan fungsi manusia. Komputer menjadi otaknya, robot menjadi tangannya, pelan-pelan fungsi pekerja kasar dan pekerja manual menghilang.

      Namun, ini bukan berarti tugas manusia di produksi bisa digantikan sepenuhnya oleh robot. Pabrik-pabrik mobil semula berpikir revolusi industri 3.0 ini akan seperti 2.0, di mana produksi paralel diganti total oleh lini produksi, robot akan secara total diganti oleh manusia. Pabrik-pabrik mobil di tahun 1990an mencoba mengganti semua pegawai mereka dengan robot, hasilnya adalah produktivitas malah menurun. Elon Musk mencoba melakukannya lagi di tahun 2010-an ini di pabrik mobil Teslanya. Sekali lagi, semua orang menemukan fakta bahwa untuk produksi mobil, kombinasi manusia dan robot-komputer adalah yang terbaik. Munculnya robot dan komputer menjadi penolong manusia, bukannya penggantinya.

      Sekali lagi, revolusi ini mengubah masyarakat. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat cenderung berubah dari mengandalkan sektor manufaktur, menjadi mengandalkan sektor jasa seperti bank, studio film, TI, dan lain-lain. sebagai motor ekonomi mereka. Mereka berubah dari ekonomi industri menjadi ekonomi informasi.

      Karena kemajuan ini juga, terjadilah perubahan dari data analog menjadi data digital. Misalnya, dari merekam musik menggunakan kaset menjadi menggunakan CD, dari menonton film di video player menjadi menggunakan DVD player. Ini terjadi karena komputer itu cuma bisa bekerja dengan data digital. Karena inilah revolusi industri ketiga ini nama lainnya adalah “Digital revolution“. Karena revolusi ini juga, video game menjadi sesuatu yang normal dalam kehidupan kita, menjadi bisnis dengan nilai milyaran, bahkan trilyunan Dolar. Di sisi negatifnya, digitalisasi, komputerisasi membuat kejahatan-kejahatan baru muncul seperti penipuan menggunakan komputer.

Revolusi Industri 4.0

        Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di publik dalam pameran industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011. Dari peristiwa ini juga sebetulnya ide “Industri 2.0” dan “Industri 3.0” baru muncul, sebelumnya cuma dikenal dengan nama “Revolusi Teknologi” dan “Revolusi Digital”. Nah, lo mungkin bisa nebak, setelah 2 revolusi itu, revolusi macam apa lagi sih yang bisa terjadi?

       Perhatikan deh, semua revolusi itu terjadi menggunakan revolusi sebelumnya sebagai dasar. Industri 2.0 takkan muncul selama kita masih mengandalkan otot, angin, dan air untuk produksi. Industri 3.0 intinya meng-upgrade lini produksi dengan komputer dan robot. Jadi, industri 4.0 juga pasti menggunakan komputer dan robot ini sebagai dasarnya. Jadi, kemajuan apa saja yang muncul di dunia komputer kita akhir-akhir ini? 
  •        Pertama, kemajuan yang paling terasa adalah internet. Semua komputer tersambung ke sebuah jaringan bersama. Komputer juga semakin kecil sehingga bisa menjadi sebesar kepalan tangan kita, makanya kita jadi punya smartphone. Bukan cuma kita tersambung ke jaringan raksasa, kita jadinya selalu tersambung ke jaringan raksasa tersebut. Inilah bagian pertama dari revolusi industri keempat: “Internet of Things (IoT)” saat komputer-komputer yang ada di pabrik itu tersambung ke internet, saat setiap masalah yang ada di lini produksi bisa langsung diketahui SAAT ITU JUGA oleh pemilik pabrik, di manapun si pemilik berada! 

Smartphone yang saat ini banyak digunakan oleh manusia 
  •       Kedua, kemajuan teknologi juga menciptakan 1001 sensor baru, dan 1001 cara untuk memanfaatkan informasi yang didapat dari sensor-sensor tersebut yang merekam segalanya selama 24 jam sehari. Informasi ini bahkan menyangkut kinerja pegawai manusianya. Misalnya, kini perusahaan bisa melacak gerakan semua dan setiap pegawainya selama berada di dalam pabrik. Dari gerakan tersebut, bisa terlihat, misalnya, kalau pegawai-pegawai tersebut menghabiskan waktu terlalu banyak di satu bagian, sehingga bagian tersebut perlu diperbaiki. Masih ada 1001 informasi lainnya yang bisa didapat dari 1001 data yang berbeda, sehingga masih ada 1001-1001 cara meningkatkan produktivitas pabrik yang semula tak terpikirkan. Karena begitu banyaknya ragam maupun jumlah data baru ini, aspek ini sering disebut Big Data. 
  •             Ketiga, berhubungan dengan yang pertama dan kedua, adalah Cloud Computing. Perhitungan-perhitungan rumit tetap memerlukan komputer canggih yang besar, tapi karena sudah terhubung dengan internet, karena ada banyak data yang bisa dikirim melalui internet, semua perhitungan tersebut bisa dilakukan di tempat lain, bukannya di pabrik. Jadi, sebuah perusahaan yang punya 5 pabrik di 5 negara berbeda tinggal membeli sebuah superkomputer untuk mengolah data yang diperlukan secara bersamaan untuk kelima pabriknya. Tidak perlu lagi membeli 5 superkomputer untuk melakukannya secara terpisah. 
  •            Keempat, ini yang sebetulnya paling besar: Machine learning, yaitu mesin yang memiliki kemampuan untuk belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan kesalahan sehingga melakukan koreksi yang tepat untuk memperbaiki hasil berikutnya. Ini bisa dilukiskan dengan cerita “AlphaZero AI”. Sebelum Machine Learning, sebuah komputer melakukan tugasnya dengan “Diperintahkan” atau “Diinstruksikan” oleh manusia. Untuk lebih detilnya, kamu bisa baca artikel mengenai Artificial Intelligence.
        Mengkombinasikan keempat hal ini artinya perhitungan yang rumit, luar biasa, dan tidak terpikirkan tentang hal apapun bisa dilakukan oleh superkomputer dengan kemampuan di luar batas kemampuan manusia. Kenyataannya tentu saja saat ini belum sekeren itu. Point keempat, yaitu AI dan Machine Learning, masih amat terbatas untuk tugas-tugas tertentu. Bukan cuma Indonesia, negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat saja masih terus menerus memperdebatkan konsekuensi dari revolusi industri keempat ini, sebab revolusi ini MASIH berlangsung, atau bahkan BARU DIMULAI. Tantangannya masih banyak. Koneksi internet misalnya, belum universal. Masih ada beberapa daerah yang tak memiliki koneksi internet, bahkan di Amerika Serikat sekalipun. Selain itu, koneksi internet berarti munculnya celah keamanan baru. Perusahaan saingan pasti berusaha mengintip kinerja dan rancangan produksi lewat celah keamanan komputer pengendali produksi yang kini bisa diakses dari internet.


Kesimpulan

Revolusi Industri 1.0 : Revolusi industri tahap awal yang dipicu oleh penemuan mesin uap.

Revolusi Industri 2.0 : Revolusi industri tahap kedua yang dipicu oleh penemuan ban berjalan dan listrik.

Revolusi Industri 3.0 : Revolusi industri tahap ketiga yang dipicu oleh penemuan teknologi otomatis yakni computer dan robot. Merupakan tahap dimana abad industri pelan-pelan berakhir, abad informasi dimulai. Dari data analog menjadi data digital.

Revolusi Industri 4.0 : Revolusi industri tahap keempat yakni pengembangan teknologi otomatis yakni komputer dan robot yang akhirnya merancang smartphone dan internet.


Revolusi Industri di Indonesia
        Indonesia memasuki era Industrialisasi yaitu pada tahun 1826. Jika Industri di Eropa mulai mengalami percepatan pada tahun 1800, dan di Amerika tahun 1804, Indonesia pada era Hindia Belanda memerlukan waktu 34 tahun untuk menggunakan teknologi permesinan.


Revolusi Industri 1.0 - 4.0 di Indonesia

        Dikutip dari situs web Menperin, revolusi industri pertama atau 1.0 dimulai pada abad ke-18. Hal itu ditandai dengan penemuan mesin uap untuk upaya peningkatkan produktivitas yang bernilai tinggi. Misalnya di Inggris, saat itu, perusahaan tenun menggunakan mesin uap untuk menghasilkan produk tekstil. Pada revolusi industri kedua atau 2.0 dimulai pada tahun 1900-an. Revolusi industri 2.0 ditandai dengan ditemukannya tenaga listrik. Menurut Menperin Airlangga Hartarto, pada fase ekonomi ini, beberapa industri di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signfikan, seperti sektor agro dan pertambangan. Jadi, revolusi yang kedua ini terkait dengan teknologi di lini produksi. Kemudian, di era revolusi industri ketiga atau 3.0, saat otomatisasi dilakukan pada tahun 1970 atau 1990-an hingga saat ini karena sebagian negara masih menerapkan industri ini. Pada revolusi industri keempat atau 4.0, Menperin menyampaikan, efisiensi mesin dan manusia sudah mulai terkonektivitas dengan internet of things

Strategi Indonesia Menghadapi Industry 4.0 
  • Memperkuat rantai suplay
  • Membangun Kawasan industri
  • Menerapkan pembangunan berkelanjutan
  • Mengembangkan industry kecil dan menengah
  • Menyiapkan infrastruktur digital
  • Menyiapkan ekosistem inovasi
  • Menyiapkan insentif fiskaluntuk inovasi
  • Mengembangkan kemampuan SDM industri
  • Menyiapkan kebijakan industri
  • Mendorong peningkatan investasi

Roadmap Revolusi Industri 4.0 di Indonesia

        Presiden Joko Widodo meresmikan Making Indonesia 4.0 sebagai peta jalan (roadmap) Industri 4.0 untuk meningkatkan nilai tambah industri manufaktur dalam negeri sehingga bisa bersaing secara global. Program Making Indonesia 4.0 ini merupakan peta jalan (roadmap) terintegrasi dan kampanye untuk mengimplementasikan strategi menghadapi era revolusi industri ke-4 (Industry 4.0). Roadmap tersebut diluncurkan pada 4 April 2018.

Untuk penerapan awalnya, roadmap ini akan berfokus pada lima sektor, diantaranya :

1. Makanan dan minuman

2. Tekstil

3. Otomotif

4. Elektronik

5. Kimia


        Lima industri ini merupakan tulang punggung, dan diharapkan membawa pengaruh yang besar dalam hal daya saing dan kontribusinya terhadap ekonomi Indonesia menuju 10 besar ekonomi dunia di 2030. Kelima sektor inilah yang akan menjadi contoh bagi penerapan industri 4.0, penciptaan lapangan kerja baru dan investasi baru berbasis teknologi.

       Industri 4.0 di Indonesia akan menarik investasi luar negeri maupun domestik di Indonesia, karena industri di Indonesia lebih produktif dan sanggup bersaing dengan negara-negara lain, serta berusaha semakin baik yang disertai dengan peningkatan kemampuan tenaga kerja Indonesia dalam mengadopsi teknologi. Revolusi mental juga harus dijalankan, mulai dari mengubah mindset negatif dan ketakutan terhadap industri 4.0 yang akan mengurangi lapangan pekerjaan atau paradigma bahwa teknologi itu sulit.

          Kita harus berusaha untuk terus-menerus meningkatkan kemampuan belajar, ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan era industri 4.0, sehingga kita akan mempunyai daya saing yang lebih kuat. Kita tentu berharap industri 4.0 tetap dalam kendali. Harus tercipta kesadaran bersama baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat, bahwa perubahan besar dalam industri 4.0 adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.

        Dengan segala potensi yang ada kita harus menjadi pelaku aktif yang mendapat manfaat atas perubahan besar itu. Tantangan ke depan adalah meningkatkan skill tenaga kerja di Indonesia, mengingat 70% angkatan kerja adalah lulusan SMP. Pendidikan sekolah vokasi menjadi suatu keharusan agar tenaga kerja bisa langsung terserap ke industri.

       Selain itu Pemerintah perlu meningkatkan porsi belanja riset baik melalui skema APBN atau memberikan insentif bagi Perguruan Tinggi dan perusahaan swasta. Saat ini porsi belanja riset Indonesia hanya 0,3% dari PDB di tahun 2016, sementara Malaysia 1,1% dan China sudah 2%. Belanja riset termasuk pendirian techno park di berbagai daerah sebagai pusat sekaligus pembelajaran bagi calon-calon wirausahawan di era revolusi industri 4.0.

      Harapannya tingkat inovasi Indonesia yang saat ini berada diperingkat 87 dunia bisa terus meningkat sehingga lebih kompetitif di era transisi teknologi saat ini. Kesimpulannya revolusi industri 4.0 bukanlah suatu kejadian yang menakutkan, justru peluang makin luas terbuka bagi anak bangsa untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional.


Mind Map :


Kelompok 5
Admin : Exsi Aprilia Sugianto


(KELOMPOK 5)
  • Azmi Hamzah F
  • Eka Putri Wulandari
  • Exsi Aprilia Sugianto
  • Herlina Siti Fatimah
  • Raisa Fitriah
  • Shalsa Khoiru Nisa